LEARN MORE

PEWARISAN SIFAT

Ilmu yang mempelajari sifat-sifat keturunan disebut ilmu keturunan atau genetika. Penelitian mengenai pola-pola penurunan sifat pertama kali dikemukakan oleh Ilmuwan dari Austria Gregor Johann Mandel, yang kemudian dikenal sebagai bapak genetika.

A .  Sifat Menurun pada Makhluk Hidup
Didalam tubuh makhluk hidup terdapat sel dan didalam sel terdapat kromosom.
1. Kromosom
      Didalam inti sel terdapat kromosom, rangkaian kimia (terdiri atas gula, protein, dan asam basa). Fungsi kromosom adalah pembawa sifat keturunan.
Menurut letaknya kromosom dibedakan menjadi dua macam, yaitu ;
1)      Kromosom yang terletak pada sel tubuh, disebut autosom. Jumlah kromosom pada tubuh manusia adalah 46 atau 23 pasang, disebut diploid (2n).
2)      Kromosom yang terletak dalam sel kelamin, disebut gonosom jumlah kromosom pada sel kelamin manusia adalah 23, disebut haploid (n).
      Didalam kromosom terdapat gen yaitu bahan sifat keturunan (substansi hereditas). Gen inilah penentu sifat -sifat suatu makhluk hidup.
a. Struktur dan Bentuk Kromosom
Kromosom terdiri atas dua bagian, yaitu kepala kromosom dan lengan kromosom. Kepala kromosom disebut juga sentromer, yang didalamnya tidak terdapat gen. Lengan kromosom atau lokus merupakan badan kromosom  yang didalamnya terdapat gen.
Kromosom mempunyai beberapa bentuk berdasarkan letak sentromernya, yaitu : metasentrik, submetasentrik, akrosentrik, dan telosentrik.
b. Tipe Kromosom
Setiap makhluk hidup eukareotik selalu mempunyai dua tipe kromosom, yaitu gonosom (kromosom sek) dan autosom (kromosom tubuh).
Autosom berfungsi untuk mengatur dan mengendalikan  bentuk tubuh makhluk hidup. Autosom, terdapat pada individu jantan dan individu betina dengan jumlah yang sama dan berpasangan (diploid).
Gonosom nama lainnya adalah  aelosom, heterokromosom, kromosom seks, atau kromosom kelamin.
Gonosom ada 2 jenis yaitu kromosom X dan kromosom  Y. Gonosom betina XX dan gonosom jantan XY.

1.  Gen
      Gen adalah  subtansi heriditas yang merupakan persenyawaan kimia dan penentu sifat keturunan. Gen mempunyai beberapa sifat antara lain :
(a)  mengandung informasi genetic, dapat menduplikasi diri pada peristiwa pembelahan
(b) setiap gen mempunyai tugas dan fungsi tertentu
2.  Gen Dominan dan Gen Resesif
       Susunan gen dalam individu yang tak tampak disebut genotype. Sedang ekpresi dari genotype disebut fenotipe. Penotipe inilah yang  dapat diamati oleh indra, misalnya warna bunga, bentuk hidung dan lain-lain.
Gen Dominan adalah gen yang mengendalikan sifat yang diberi lambang hurup capital, dan gen resesif adalah gen yang terkendali yang diberi lambing huruf kecil. Contoh gen Bb, B merupakan sifat dominan dan b merupakan gen resesif.
Sifat resesif tidak akan muncul  bila berpasangan dengan dengan sifat dominant. Sifat resesif akan muncul bila berpasangan dengan dengan sesama resesif.
Persilangan dua individu  yang menghasilkan perpaduan dari kedua sifat induknya disebut intermedit atau semidominant. Misalnya warna merah disilangkan dengan warna putih akan menghasilkan warna merah muda.
Dalam persilangan gen biasanya selalu berpasangan. Karena itu, simbul gen organisme ditulis dengan dua huruf, misalnya MM simbul dari kapri berbunga merah, atau mm untuk kapri berbunga putih.
                                                           
3.  Simbul dan Termonologi yang digunakan dalam Persilangan
               Untuk memudahkan pemahaman tentang persilangan, maka digunakan simbul dan istilah tertentu, seperti sebagai berikut :
a. Simbul dalam persilangan
·         P singkatan dari parental ( parents = orang tua),
§  P1 artinya induk pertama
·         F singkatan dari filial ( filius = anak laki-laki) yang berarti keturunan, F1 berarti keturunan pertama.
§  adalah tanda kelamin jantan
§  adalah tanda kelamin betina
b. Istilah dalam persilangan
a.    Hibridisasi atau persilangan, yaitu perkawinan dua  makhluk hiduip yang sejenis tetapi berbeda sifat.
b.    Parental atau tetua atau induk, yaitu makhluk hidup  yang mewariskan sifat beda kepada keturunannya.
c.    Fenotipe, yaitu sifat beda yang tampak dari luar,   misalnya bunga warna merah.
d.    Genotipe, yaitu sifat yang tidak tampak dari luar, sifat akan diketahui setelah mengetahui silsilah.
e.    Intermediet, yaitu sifat beda yang sama kuatnya (saling berpengaruh) dengan sifat beda pasangannya, misalnya sifat beda warna bunga merah dengan putih, apabila berpasangan  akan membentuk merah muda.
f.    Homozigot, yaitu pasangan factor penentu sifat beda yang sama, misalnya bunga merah homozigot dominant (MM), bunga putih homozigot resesif (mm).
g.    Heterozigote, yaitu pasangan factor penentu sifat beda yang tidak sama,. Misalnya bunga merah heterozigot (Mm).
h.    Gamet, yaitu sel kelamin
i.      Filial atau keturunan, yaitu makhluk hidup yang mewarisi sifat beda dari induknya
c. Pola-pola penurunan sifat pada Makhluk Hidup
(a)  Faktor pembawa sifat (gen) dalam sel tubuh induk berpasangan dengan bentuk alternatifnya (alela).
(b)             Pasangan factor pembawa (gen) dalam sel kelamin tidak berpasangan
(c) Individu baru hasil persilangan faktor pembawa sifat (gen) berpasangan yang berasal  dari penggabungan sel kelamin jantan  dengan sel kelamin betina.
(d) Faktor pembawa sifat (gen) yang sealela apabila berada bersama-sama dalam persilangan dominan penuh, maka gen yang bersifat resesifakan tertutup oleh gen yang bersifat dominan.
Dalam persilangan intermediet kedua gen yang sealela saling berpengaruh.

A.   Persilangan Dua Individu dengan Satu Sifat Beda (Monohibrid )
Persilangan  monohibrid adalah  Perkawinan organisme dengan hanya memperhatikan  satu sifat beda. Misalnya sifat  biji, hanya dibedakan atas warnanya yaitu hijau dan coklat, atau bunga  warna merah dengan warna putih.
Dalam persilangan monohybrid, sifat beda yang lain tidak diperhatikan. Baik jantan maupun betina dalam persilangan memberikan andil sifat yang sama, yaitu sifat  yang terkandung di dalam separo perangkat kromosomnya.
            Persilangan monohibrid akan menurunkan sifat dominan jika sifat keturunannya sama dengan salah satu sifat induknya (monohibrid). Jika sifat keturunanya merupakan perpaduan dari kedua sifat  induknya, maka disebut intermediet.
            Dalam percobaan Mendel menyilangkan ercis  berbunga merah dengan ercis berbunga putih dihasilkan keturunan pertama (F1) semua ercis berbunga merah, kemudian ercis  bunga merah  dan keturunan pertama dihasilkan keturunan kedua (F2), 3 bagian ercis berbunga merah dan 1 bagian ercis berbunga putih.
Pemecahan masalah secara genetika hasil percobaan Mendel sebagai berikut;
a.   Sifat warna bunga merah dominant terhadap putih, hal ini dapat diketahui dari hasil persilangan pada keturunan pertama (F1) yaitu semua merah Genotipe induk ercis berbunga merah (MM), sedang genotpe induk ercis berbunga putih (mm).
b.   Berdasarkan hukum Mendel  I ( segregasi secara bebas atau pemisahan secara bebas), induk ercis  berbunga merah (MM) membentuk gamet M, dan induk ercis berbunga putih (mm) membentuk
gamet m.
c.  Genotipe keturunan pertama (F1) ercis berbunga merah (Mm), yang bersal dari gamet M dari induk merah dan m dari induk putih, warna putih tidak nampak karena sifat resesif dan tertutup oleh warna merah yang bersifat dominan.
d.  Pada persilangan keturunan pertama (F1) dengan sesamanya masing-masing induk merah heterozigot (Mm) membentuk dua macam gamet  yaitu M dan m, sehingga dari pertemuan gamet-gamet tersebut membentuk keturunan  kedua (F2) MM (merah), Mm (merah), Mm (merah), dan mm(putih).
e.   Hasil eksperimen Mendel dapat ditulis dalam bentuk diagram papan catur sebagai berikut ;
            Parental (P1)  :                      merah                x                  putih
                                                             MM                                        mm
            Gamet (G)      :                         M                                           m
 
            F1 (Filia)         :                                              Mm
                                                                                   (merah)

            Parental 2 (P2):                                 F1                     x                     F1
                                                          Merah                                              Merah
                                                            Mm                                       Mm
            Gamet (G)      :                       M                                             M
                                                            m                                             m
            Filial 2 (F2)    :
                     
    

M

m

M
MM
merah
Mm
merah
m
Mm
merah
mm
putih

Kemungkinan yang terjadi pada F2 dalam monohybrid (persilangan dengan satu sifat beda) dominasi penuh :
a.  Jumlah macam gamet : 2 macam (M dan m)
b.  Jumlah Kombinasi : 4 macam (MM,Mm,Mm, Mm,mm).
c.  Jumlah macam genotip : 3 macam (MM, Mm, mm)
d.  Jumlah macam fenotip : 2 macam ( merah dan putih)
e.  Perbandingan genotip : MM : Mm : mm = 1 : 2 : 1
f.  Perbandingan fenotip : Merah : Putih = 3 : 1
            Dalam persilangan  kodominan (intermediet) antara bunga pukul empat putih dihasilakn F1 semua bunga pukul empat  merah muda. Bunga pukul empat merah muda dari F1 disilangkan dengan sesamanya dihasilkan keturunan ke dua (F1) 1 bagian bunga pukul empat merah, 2 bagian merah muda dan 1 bagian putih.
Pemecahan masalah  secara genetika persilangan
intermediet.
a.   Sifat bunga warna merah intermediet terhadap putih, hal ini dapat diketahui dari hasil F1 yaitu merah muda. Apabila gen pembawa sifat merah muda (M)  dang en pembawa sifat warna putih (m), maka genotype induk merah (MM) dan genotype induk putih (mm).
b.  Betrdasarkan Hukum Mendel I  induk merah (MM) membentuk gamet  M, sedang induk putih (mm) membentuk m.
c.   Fenotipe dan genotype F1 merah muda (Mm), yang berasal dari penggabungan gamet M dari induk merah  dan gamet m dari induk putih. Sifat yang nampak merah muda, karena gen M intermediet terhadap m.
d.  Persilangan F1 dengan sesamanya masing-masing induk merah muda (Mm) membentuk dua macam gamet M dan m sehingga dari ;pertemuan gamet tersebut dihasilkan  F2 merah (MM), merah muda (Mm), merah muda (Mm), dan putih (mm).
e.   Persilangan tersebut dapat ditulis dalam bentuk
      diagram papan catur sebagai berikut :
            Parental (P1)  :                      merah                x                  putih
                                                              MM                                       mm

            Gamet (G)      :                         M                                           m
 


        F1 (Filia)         :                                              Mm
                                                                               (merah muda )

Parental 2 (P2            :                       F1                   x                     F1
                                                             Merah muda                           Merah muda
                                                            Mm                                          Mm

            Gamet (G)      :                       M                                             M
                                                            m                                             m
            Filial 2 (F2)    :

                     
    

M

m

M
MM
merah
Mm
Merah muda

m
Mm
Merah muda
mm
putih

Kemungkinan yang terjadi pada F2 dalam monohybrid intermediet :
a.   jumlah macam gamet : 2 macam (M,m)
b.  jumlah kombinasi : 4 kombinasi (MM,Mm, Mm, mm)
c.  jumlah macam genotipe : 3 macam (MM, Mm, mm)
d.  jumlah macam fenotipe : 3 macam ( merah, merah   muda, putih)
e.  perbandingan genotipe : MM : Mm : mm = 1 : 2 : 1
f.  Perbandingan fenotipe : merah muda : putih =1 : 2 : 1
Persilangan antara F1 dengan salah satu induknya disebut  Back Cross, dan persilangan antara F1 dengan induk resesif disebut Test cross. Test cross berfungsi untuk mengetahui genotipe suatu makhluk hidup.




C. Persilangan Dua Individu dengan dua Sifat Beda (dihibrid )
Dalam percobaannya, Gregor Mendel persilangan antara kacang kapri biji bulat berwarna kuning dengan kacang kapri berbiji kisut warna hijau. Keturunan pertama hasil persilangan  tersebut semuanya kacang kapri berbiji bulat warna kuning. Kemudian dari hasil keturunan pertama disilangkan dengan sesamanya. Persilangan ini menghasilkan  dua kombinasi kacang kapri yang tidak terdapat dalam induknya. Kombinasi ini adalah kacang kapri biji builat berwarna hijau dan kacang kapri biji kisut berwarna kuning. Dari hasil percobaan ini diperoleh F2 sebanyak 552 biji dengan perbandingan 315 biji bulat warna kuning : 108 biji bulat warna hijau :  101 biji  bulat warna kuning : 32  biji kisut warna hijau, sehingga perbandingan mendekati  9 : 3 : 3 : 1
Contoh persilangan dihibrid :

P1         Bulat kuning               x             Kisut hijau
 (BBKK)                                        (bbkk)
Gamet      BK                                             bk
                                                           
F1                                       BbKk
        (100% bulat kuning)

P2                     Bulat kuning               x            Bulat kuning
                (BbKk)                                    ( BbKk)
 




BK        Bk        bK        bk        BK        Bk        bK        bk       
F2
         
BK
Bk
bK
bk
BK
 BBKK   1
 BBKk    2
    BbKK   3  
BbKk   4
Bk
BBKk    5
BBkk     6   
BbKk     7
Bbkk    8
bK
BbKK    9
    BbKk     10
 bbKK    11
bbKk   12
Bk
BbKk    13
  Bbkk     14
bbKk   15
Bbkk   16

 Persebaran Genotipe dan Fenotipe
Kemungkinan ke
Kotak nomor
Genotipe
Fenotipe
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2, 5
3, 9
4, 7, 10,13
6
8, 14
11
12, 15
16
BBKK
BBKk
BbKK
BbKk
BBkk
Bbkk
bbKK
bbKk
bbkk
bulat – kuning
bulat – kuning
bulat – kuning
bulat – kuning
bulat – hijau
bulat – hijau
kisut – kuning
kisut – kuning
kisut - hijau

Kemungkinan yang terjadi pada F2 dalam hibrid (persilangan) dengan dua sifat beda.
1.     Jumlah macam gamet : 4 macam
2.    Jumlah kombinasi           : 16 kombinasi
3.    Jumlah macam genotipe : 9 macam
4.    Jumlah macam fenotip :  4 macam
5.    Perbandingan fenotip : bulat kuning : bulat hijau : kisut kuning : kisut hijau
      9       :        3         :          3           :       1  
                       
Jumlah sifat beda
Jumlah macam gamet
Jumlah macam kombinasi
Jumlah macam Genotipe
Jumlah macam Fenotipe
Rasio (perbandingan) Fenotipe
1
2
3
n
21 = 2
22 = 4
23 = 8
2n
41 = 4
42 = 16
43 = 64
4n
31 = 3
32 = 9
33 = 27
3n =
21 = 2
22 = 4
23 = 8
2n =
3 : 1
9 : 3 : 3 : 1
27 : 9 : 9 : 9 : 3 : 3 : 3 : 1

Contoh dalam penggunaan segitiga Pascal
             
                                                1
       Sifat beda 1                      1            1
       Sifat beda 2               1            2            1
       Sifat beda 3        1            3            3            1
       Sifat beda 4      1           4           6         4             1
 Misal :
Tentukan rasio fenotip F2 pada persilangan dengan 3 sifat beda :
1)    Lihat urutan angka F2 pada persilangan dengan 3 sifat beda   1   3   3   1
2)   Mengalikan angka-angka pada segitiga pascal mulai dari  3n, 3n-1, 3n-2, ….. 3n-n
Jika  n = 3
1.33   :   3.32   : 3.31   :   1.30
33  :  32  :  32  :  32  :  31  :  31  :  31  :  30
27  :   9  :   9  :   9   :  3   :   3  :   3   :   1

D .   Penyakit dan Gangguan pada Tubuh Manusia dari Pewarisan Sifat
1. Penyakit yang Menurun Melalui Autosom
         Pada manusia telah banyak diketahui sifat herediter (turun menurun) misalnya albino (bule), jari lebih (Polydactyli), kencing manis, Thallasemia, mata biru, dan rambut ikal.
(a)  Albino (bule) atau Albinisme
Albinisme merupakan peristiwa kurangnya pigmen tubuh sehingga menyebabkan seseorang  menderita albino, albino seseorang kekurangan pigmen kulit, pigmen bola mata, pigmen rambut. Penderita albino mempunyai penglihatan yang sangat sensitive terhadap cahaya.
(b) Jari lebih (Polydactyli)
Polydactyli adalah merupakan kelainan yang diturunkan dari salah satu induk yang dibawa oleh gen dominant.
(c)  Kencing Manis (Diabetes Mellitus)
Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit yang mengganggu metabolisme pada tubuh manusia yang disebabkan karena pancreas kurang menghasilkan insulin, sehingga kadar gula dalam darah tinggi. Timbulnya diabetes juga dipengaruhi oleh ekspresi gen dan kobnsumsi gula yang berlebihan.
(d) Tallasemia
      Tallasemia adalah penyakit darah bawaan yang menmyebabkan sel darah merah (eritrosit) pecah (homolisis). Penyakit ini akibat dari sel darah merah yang tidak teratur  sehingga hanya mempunyai kemampuan sedikit untuk mengikat oksigen. Akibatnya Sel darah putih (leukosit) meningkat, hati dan limpa membengkak.
2. Penyakit Menurun Melalui Gonosom
Penyakit menurun yang melalui gonosom dapat terpaut pada kromosom X atau terpaut pada kromosom Y.
1. Penyakit Menurun terpaut Kromosom X
(a).   Buta Warna (Colour Blind)
Penderita penyakit ini tidak bias membedakan warna tertentu. Buta warna ditentukan oleh gen resesif cb (colour blind) yang terpaut pada kromosom X. Ada 2 macam buta warna yaitu buta warna parsial, tidak dapat membedakan warna tertentu, dan buta warna total, hanya mampu melihat warna hitam dan putih.
(b).   Hemofili
Hemofili adalah suatu kelainan yang mengakiatkan darah lambat membeku. Homofili dapat mengakibatkan kematian karena penderita kehabisan darah.
(c).    Gigi tak Bergeraham
Kelainan ini disebut amolar. Pada pengerita penyakit ini, gigi susu tetap tumbuh, tetapi gigi geraham tidak tumbuh.
(d).   Gigi Ompong
      Kelainan ini disebut anodonta. Pada penderita penyakit ini, giginya tidak pernah tumbuh.
  2. Penyakit menurun Terpaut Kromosom Y.
Penyakit ini jelas diderita oleh laki-laki. Penyakit ini antara lain hystric gravior, webbed toes, dan hypertrichosis.         
(a)         Hystric Gravior.
Kelainan seperti ini ditandai dengan pertumbuhan rambut yang luar biasa, panjang dan kasar, mirip duri landak. Kelainan ini dikendalikan oleh gen resesif (hg).
(b)         Webbed Toes.
Kelainan ini ditandai dengan pertumbuhan selaput di antara jari-jari, seperti halnya kaki bebek. Kelainan ini dikendalikan oleh gen  (wt).
(c)         Hypertrichosis.

Kelainan ini ditandai dengan partum,buhan rambut pada daun telinga. Sifat ini dikendalikan oleh gen (ht)